Senin, 13 Februari 2012

kasih sayang ayahku..

4 Mei 2011….
saat itu aku menyaksikan sendiri dihadapanku kejadian yang blm pernah aku lihat.
Kau menunjukkan kembali kebesaran_Mu
Tentang apa yang kau miliki,
Tentang apa yang kau titipkan kepada kami,
Tentang kesabaran, keikhlasan dan kekuatan iman kami kepada_Mu…
4 Mei 2011…,
2 nyawa telah kau ambil dalam musibah itu.
2 ayah menggendong jasad anak perempuannya masing-masing yang sudah terbujur kaku akibat ditelan arus sungai.

Mungkinkah ini sebuah cobaan???
atau mungkin ini sebuah peringatan pada kami semua sadar tentang apa yang kami (manusia) miliki dan Engkau miliki..
Semua ini mengingatkan pada sebuah musibah yang sama yang terjadi di keluarga kami 1 tahun sebelum saya lahir.. :’) (1992)
Semua yang aku tulis merupakan kronologi yang diceritakan langsung oleh ayah dan ibu dengan tetesan air mata yang tak kunjung berhenti dari wajahnya.
Kisah ini bermula pada saat alm (almarhum) pulang sekolah seperti biasa, menggantungkan baju seragamnya disudut dinding kamar, tanpa makan alm langsung keluar bermain bersama teman-temannya.
Ayah belum pulang dari tempat kerjanya, beliau bekerja di RS Dr. Sobirin di ruang radiologi (saat ini sudah memasuki masa purnabakti/pensiun), jam menunjukkan pukul 12.30 WIB, ayah terbayang dengan anaknya yang baru berusia 5 tahun seakan menghadang pandangannya, tetapi itu hanya perasaan rindu dari sosok seorang ayah kepada anaknya.
14.00 WIB ayah pulang dari kantor, melepas pakaiannya dan duduk bersandar. Biasaya ayah bertanya “kakak sama adeg dimana bu??”, tapi hari ini tidak, tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu, ayah membukanya, ternyata seseorang yang dipanggil dengan sebutan ‘nyai’ (adik dari nenek kandungku) membawa pakaian anaknya yang ditemukan di pinggir sungai kelingi yang terletak tidak jauh dari rumah. Ayah mulai berfirasat buruk tentang anaknya, kenapa tidak, anak itu masih duduk dibangku kelas 1 SD dan baru 3 bulan lamanya ia merasakan pendidikan diluar rumah, ayah mencoba menenangkan diri.
Hari sudah mulai gelap, tetapi anaknya masih belum pulang kerumah, rasa gelisah tidak dapat disembunyikan lagi, mulai curiga dengan tempat dimana ditemukan baju alm. Hampir semua warga prihatin dan membantu mencari serta menelusuri sungai tersebut, pencarian dilakukan sejauh mungkain sampai watervang dengan menggunakan alat seadanya.
 Ayah dan warga yang lain mencari, mencari dan terus mencari tanpa kenal lelah dan makan. Pencarian yang dilakukan sampai menjelang fajar tersebut ternyata sia-sia, ayah pulang tanpa membawa kabar.
Pencarian dilanjutkan setelah subuh sampai zuhur, terik matahari tidak membuat putus asa sosok seorang ayah, lagi-lagi masih belum membuahkan hasil,

1 hari sudah anak kandungnya belum diketahui nasibnya. Sunyi, senyap bahkan air mata tiak sanggup lagi menemani sosok seorang ibu... “Jika anakku baik-baik saja, lindungi dia  dan pertemukan kami ya rob, tetapi jika telah kau ambil ia, pertemukanlah kami walau dengan jasadnya saja…..”
entah apa yang ada dalam pikiran dan hati ibu saat itu seakan akan tidak dapat dijelaskan melalui kata-kata, ikatan batin ibu dan anaknya sendiri terasa  begitu kuat.
Pencarian tetap dilakukan samapi akhirnya jam menunjukkan sekitar pukul 15.30 WIB. Terdengar kabar dari warga bahwa ditemukannya anak yang sudah terapung disungai di jalan batu pasir. Tidak berpikir panjang, ayah bersama warga yang lain langsung menuju tempat tersebut dan…..
Sebuah tatapan rasa tidak percaya, “ANAKKU….?
Pelukan yang erat dengan kasih saying yang tidak dapat digantikan dengan apapun.
Hanya tubuh yang lemah,
Hanya tubuh tanpa nyawa,
Hanya tubuh tanpa senyuman,
Hanya tubuh tanpa teriakan keceriaan yang biasa didengar saat menyanbutnya sepulang dari kantor,. “ HORE…AYAH PULANG…. :” semua itu tidak terdengar lagi, mulut yang sudah tertutup rapat seakan akan tidak diizinkan lagi untuk menyapa ayahnya. Ayah menggendong tubuh anaknya kembali pulang, semua tanpak hening dan diam sejenak saat melihat tubuh yang terbujur kaku tersebut telah datang….
Selamat jalan kakakku sayang…. :’)
                Kisah ini adalah sebuah peringatan bagi kita semua  untuk belajar ikhlas dalam menerima apapun keputusan Allah SWT, hidup hanya 1 kali di dunia dan kita akan pulang kepada_Nya.
Jangan pernah menangis berlebihan dan tersedu-sedu saat sesuatu yang kau sayangi hilang darimu karena semua itu hanya titipan.
Hargai semua yang ada didekatmu, sayangi mereka dan berikan yang terbaik saat kau masih melihat senyuman terindahnya….



ummiyati.asjari@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar